TOKOH-TOKOH TASAWUF

Beberapa tikoh-tokoh tasawuf antara lain:
1) Al-Junaid Al-Baghdadi (w. 297 H / 910 M), bapak tasawuf moderat. Ia mendefinisikan tasawuf sebagai keber adaan bersama Allah SWT. Tanpa adanya penghubung. Baginya tasawuf berarti membersihkan hati dari sifat yg menyamai binatang, menekan sifat basyariyah, menjauhi hawa nafsu, memberikan tempat bagi sifat kerohanian, berpegang pada ilmu kebenaran, memberi nasihat kepada umat, benar-benar menepati janji kepada Allah SWT. Dan mengikuti syari’at Rosulullah saw.
2) Abu Muhammad Ruwain bin Ahmad (w. 303 H / 916 M) mengatakan bahwa tasawuf sebagai kemerdekaan jiwa bersama Allah SWT. Atas apa yg dikehendaki-Nya.
3) Bisyr bin Haris Al-Hafi (w. 227 H / 842 M) mengatakan sufi sebagai orang yg berjiwa suci yg menghadap Allah SWT.

4) Muhammad Al-Jurairi (w. 311 H / 924 M) menyebutkan bahwa tasawu berarti masuk kedalam akhlak mulia dan keluar dari akhlak rendah
5) Abu Al-Qasim Al-Qusyairi (w. 405 H / 1073 M) menyebutkan bahwa tasawuf sebagai ajaran yg menjabarkan Al-Qur’an dan sunnah, berjuang mengendalikan nafsu, menjauhi perbuatan bid’ah, mengendalikan syahwat, dan menghindari sikap meringankan ibadah.
6) Abu Yazid Al-Bustami (w. 216 H / 875 M) Pencetus teori fana baqa dan ittihad dalam tasawuf mengemukakan bahwa tasawuf mencangkup tiga aspek yaitu kha, ha, dan jim. Kha maksudnya takhalli berarti mengosongkan diri dari perangai yg tercela, Ha maksudnya tahalli berate menghiasi diri dengan akhlak terpuji, Jim maksudnya tajalli berarti mengalami kenyataan ketuhanan.
7) Makruh Al-Karkhi (w. 200 H / 816 M) guru dari Al-Junaidi menyebutkan tasawuf sebagai ketidakpedulian terhadap kenyataan dan mengabaikan apa yg ada ditangan makhluk. Ia berkata, siapa yg tidak sanggup merealisasikan kefakiran niscaya dia tidak sanggup merealisasikan tasawuf.
8) Zunnun Al-Misri (w. 334 H / 946 M) pendapatnya sama dengan Makruh Al-Karkhi.
9) Al-Hallaj (w. 309 H / 922 M) sufi pembawa doktrin al-hulul menekankan tasawuf sebagai keesaan zat yg tidak dpt menerima seseorang dan seseorang tidak dapat pula menerimanya.
10) Ibnu ‘Arabi (w. 638 H / 1241 M) yg dikenal sbg tokoh doktrin wahdatul wujud menekankan tasawuf sebagai berakhlak sesuai dengan akhlak Allah SWT
11) Zakaria Al-Anshori (852 H / 1448M-925H / 1519M) seorang penulis tasawuf meringkas tasawuf sbg cara menyucikan diri, meningkatkan akhlak dan membangun kehidupan jasmani dan rohani untuk mencapai kebahagiaan abadi. Unsur utama tasawuf adalah penyucian diri dan tujuan akhirnya kebahagiaan dan keselamatan.
12) Ibrahim Al-Basyuni, sarjana muslim kebangsaan mesir mengemukakan pengertian tasawuf ada tiga hal yaitu:
Kategori Al-Bidayah, yaitu pengertian tasawuf pada tngkat permulaan. Kecenderungan seseorang untuk berusaha mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dalam fitrah inilah menusia berbeda dengan binatang.
Kategori Al-Mujahadah, yaitu pengertian tasawuf pada pengamatan yg didasarkan pada kesungguhan. Lebih menonjolkan akhlak dan amal dlm pendekatan diri pada Allh SWT.
Kategori Al-Madzaqat, yaitu pengertian tasawuf pada pengalaman batin dan perasaan keberagamaan, terutama dlm mendekati Zat Yang Mutlak.
Kesimpulan dari ketiga pengertian tersebut adalah tasawuf adalah kesadaran murni yg mengarahkan jiwa scra benar kpda amal dan aktivitas yg sungguh-sungguh dan menjauhkan diri dari keduniaan dlm mendekatkan diri kepada Allah SWT untuk mendptkan perasaan dlm berhubungan dgn-Nya.
13) Muhammad Amin Al-Kurdy, tasawuf adalah suatu ilmu yg dgnnya dpt diketahui hal-hal yg terkait dgn kebaikan dan keburukan jiwa, cara membersihkannya dgn sifat-sifat terpuji, cara melakukan suluk, melangkah menuju keridhoan Allah SWT dan meninggalkan larangan-Nya, seta mengerjakan semua yg diperintahkan-Nya.

Pengikut